Friday, January 9, 2009

True Story_Selamat dari Ancaman


True Story. “Dikeroyok Belasan Orang”

Saat itu sekitar th 1992. Suatu ketika, di kegelapan malam (sebenarnya belum malam betul, karena baru sekitar jam setengah tujuh malam) ketika hendak berangkat ke gereja untuk mengikuti misa kudus, saya tiba-tiba dihadang oleh lebih dari sepuluh orang.

Ketika baru melangkahkan kaki sekitar 15 meter dari pintu depan rumahku, tiba-tiba belasan orang keluar dari kegelapan dan dengan sangat cepat mereka sudah mengepung saya. Seingat saya, saat itu orang yg di belakang saya menempelkan sebuah benda tajam di punggung saya. Dan kebanyakan dari mulut mereka tercium aroma minuman keras.


“Hai..!! Kamu Trisno, ya?!” orang yang di depan saya menggertak saya.

Aku sangat kaget, karena tidak mengira akan terjadi situasi seperti itu. Apalagi sebelumnya juga tidak pernah ada kabar minor di kampung saya. Dan saya juga baru kali ini mengalami kejadian ”kekerasan” seperti ini.

”Ya. Ada apa?”, saya menjawab dengan panik dan ketakutan.


”Jangan pura-pura tidak tahu, ya...! Kamu, kan, yg telah menggerakkan pemuda di sini untuk mengganggu kami?!” kata orang itu makin keras.

”Sebentar...” saya berusaha menjelaskan, tetapi mereka langsung memotong pembicaraan saya.

”Sudahlah, jangan banyak alasan!!” yang lain menimpali.

”Jangan macam-macam, ya, kami tidak takut mati di sini...!” yg satunya lagi juga langsung menggertak penuh emosi seperti segerombolan macan yg siap memakan seekor kelinci yang sudah terkepung.

Dalam keadaan seperti itu saya hanya bisa pasrah. Saya mencoba untuk tetap tenang. Saya pun lalu dalam hati memohon perlindungan kepada Tuhan.

“Ya Tuhan. Tolonglah saya. Bunda Maria, doakan saya dan bantu saya mengatasi situasi ini. Tuhan kalau Engkau menghendaki lain, terjadilah menurut kehendakMu”.

Hanya itulah doa spontan yg bisa aku ungkapkan dalam hati. Dan saya terus berusaha untuk tetap tenang. Saya menghela napas panjang. Dan entahlah setelah itu tiba-tiba saya teringat bahwa saya memiliki ilmu bela diri Merpati Suci.

Dalam bela diri ini, kita bisa mengatasi belasan orang selama kita tetap tenang dan bisa mengendalikan emosi. Saat itulah muncul keyakinan dalam diri saya, bahwa saya bisa mengatasi situasi ini. Maka, saya pun kemudian bisa sedikit tenang.

Saat itulah kemudian timbul ide bahwa saya tidak boleh -dalam istilah Jawa- “sekecap adu sekecap”. Saya harus mendengarkan mereka. Maka kemudian saya biarkan setiap orang bicara sampai selesai. Dan ketika sudah ada waktu jeda, saya pun berusaha menjelaskan.

”Begini, lho..!!”


”Ah sudah.! Jangan banyak ngomong. Kamu, kan ketua pemuda di sini? Iya, kan?!!” Saya baru bicara satu kata yang satunya lagi sudah menimpali. Saya pun lalu diam lagi. Dan ketika ada waktu jeda cukup saya mulai bicara. Saya berusaha lebih merendah.

”Mas, saya ini ketua Mudika. Muda-mudi Katholik. Bukan Ketua Pemuda”.


”Jadi benar, kan, kamu ketuanya...!!” Yang satu menggertak lagi.

Tetapi kemudian saya bersyukur bahwa satu di antara mereka kelihatannya mengerti perbedaan ketua mudika dan ketua pemuda. Pemuda yang tahu ini pun kemudian menyela gertakan temannya itu.

”Sebentar. Dia ini, kan, hanya ketua mudika. Bukan ketua pemuda. Jadi mungkin dia
tidak bersalah” katanya sambil melerai teman-temannya.

Suasana pun menjadi lebih kondusif dan menguntungkan saya. Kelihatannya mereka sudah mulai menurun tensinya. Saat itulah saya kemudian berusaha menjelaskan dengan lebih panjang.

”Saya ketua Mudika. Muda-mudi Katholik. Bukan ketua pemuda. Ketua Mudika dan Ketua Pemuda itu beda, Mas. Kalau ketua pemuda yang Anda cari, bukan saya orangnya”, jawabku.

”Kalau ada permasalahan dan perlu bantuan saya, silakan ungkapkan. Saya akan bantu semampu saya lain waktu, karena saat ini saya harus ke gereja sebelum terlambat” kataku.

”Tidak, Mas. Terima kasih”. Kata orang yang melerai teman-temannya tadi sambil kemudian menjelaskan kepada teman-temannya dalam bahasa mereka yang saya tidak paham.

Dan sesaat kemudian dia justru mengawali minta maaf dan memeluk saya diikuti teman-temannya, bahkan kami pun kemudian pergi ke gereja bersama-sama dan melupakan permasalahan yang sangat menegangkan tadi.

%%%

Baca My True Story lainnya. Klik di link ini: Motivasi Hidupku

0 comments:

Use coupon code for $5 off your first coffee purchase- BLOGME5

 
ss_blog_claim=08cdb24aa290fa2cd66e5627f4a97900